Sunday 21 September 2014

Phnom Penh, I’m OK "Knhum Sok Sabai Chea Tay"

Phnom Penh, Kamboja
Memilih solo traveling berarti harus mempersiapkan rencana perjalanan sendiri. Di destinasi sebelumnya (Singapura, Penang dan Ho Chi Minh City), saya membuat rencana perjalanan (itinerary) secara detail sebagai persiapan pra-traveling. Persiapan meliputi akomodasi (reservasi online atau menginap melalui kenalan couchsurfing), list tempat-tempat yang mau dikunjungi, transportasi yang digunakan, dan beberapa informasi penting lainnya. Tetapi berbeda dengan perjalanan saya ke Phnom Penh. Walaupun hanya berbekal minim informasi, saya tetap memberanikan diri  melanjutkan perjalanan darat menuju ibukota Kamboja ini. Di Phnom Penh mau menginap dimana? dan mau mengunjungi tempat apa?  belum tau. Yang jelas, traveling must go show walau tanpa itinerary :D .

Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika saya tiba di Phnom Penh. Titik pertama menginjakkan kaki di kota ini adalah kantor agen bus  Kumho yang terletak di daerah Preah Sihanouk Boulevard. Karena tanpa detail itinerary otomatis rasa bingung mendera saya begitu turun dari bus. Di kantor agen bus Kumho ini rupanya telah berjejer belasan tuktuk menyambut penumpang yang turun. Dengan instinct saya pun memilih abang (dalam bahasa Kamboja “bong”) tuk tuk mana yang akan mengantar saya mencari penginapan. Beruntung langsung bertemu driver tuk-tuk yang bisa berhasa Inggris. Jadi sangat membantu untuk kelancaran komunikasi. Dari tampilan si bong terlihat gak macam-macam, just ordinary “Cambodia” bong .

Proses tawar menawar harga pun terjadi. Mengatakan kepada si bong bahwa saya sedang mencari penginapan dengan rate sekitar 7-8 USD per malam, lokasinya strategis dekat dengan lokasi wisata, dan yang penting memiliki fasilitas free wifi, begitu penjelasan saya di awal. Akhirnya dengan 2 USD si bong tuk tuk bersedia mengantar ke penginapan yang memenuhi kriteria tersebut. Saya percaya saja kepada bong ini bahwa saya akan diantar ke penginapan yang saya maksud. Semakin tak merasa khawatir  karena bong Kamboja ini membawa saya lewat jalanan yang ramai. Kemudian tuk tuk berbelok ke sebuah jalan kecil dengan deretan penginapan berkelas backpacker.  

Note: Kisaran harga tuktuk di Phnom Penh yaitu 1-3 USD tergantung jarak tempuh.

Terdapat banyak pilihan akomodasi bertarif murah ala backpacker yang sebagian besar terletak di kawasan dekat Sisowath Quay (daerah tepian Sungai Tonle Sap). Golden Boat 2 Guest House yang terletak di Street 172 menjadi pilihan saya. Dengan rate 7 USD/malam tipe dormitory. Namanya juga guest house tipe dormitory pula, jadi harus berbagi kamar dengan penghuni lain yang tidak dikenal. Inilah kesempatan untuk berkenalan sekaligus berbagi pengalaman sesama traveler yang mungkin tidak didapatkan apabila menginap di kamar privasi sebuah hotel berbintang.

Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada si bong tuk tuk  Cerita punya cerita sebelum pamit, si bong menjelaskan bahwa penginapan ini dekat dengan Central Market dan menjelaskan beberapa tempat menarik lainnya di sekitar penginapan. Spontan saya menanyakan apakah si bong bersedia untuk mengantar saya seharian besok berjalan-jalan di Phnom Penh.  Karena kelihatannya si bong memang humble. Jadilah kami melanjutkan percakapan sembari duduk di kursi yang menghadap kolam renang guest house (info : penting sekelas guest house juga punya kolam renang). Di akhir cerita, saya pun deal dengan harga yang ditawarkan si bong Toni (tahu namanya setelah berkenalan).

Dormitory room yang saya tempati terdiri dari 3 bed (bertingkat 2). Saya sengaja meminta bed paling atas kepada resepsionis, karena letak bed ini paling nyaman menurut saya. Mengurangi rasa terganggu ketika saya sedang tertidur ada penghuni lain yang baru masuk belakangan. 

Awalnya saya berencana untuk mengekplorasi kawasan Central Market di malam hari. Tetapi apa daya karena rasa kelelahan yang luar biasa. Saya lebih memilih untuk mengumpulkan kembali energi dengan bersantai-santai di penginapan (read : after dinner then sleep until morning). Hanya solo traveling yang bisa sesuka hati santai begini.

10 jam kemudian...Pagi ini, saya merasa benar-benar kembali fit dan siap untuk menjelajah Phnom Penh seharian. Semakin menambah energi ketika pagi saya dimulai dengan sapaan manis seseorang pemuda  ganteng berperawakan #mungkin Jepang. Haha,,,yang terakhir mah jangan dianggap serius ya kak!

Selamat pagi Phnom Penh yang ganteng!! :)

Sampai saat ini saya tidak kapok untuk menginap di dormitory. I’m OK. Berani murah, berani terima resiko. Semoga beresiko bertemu orang baik tentunya :) . Amin 

View "mini swimming pool"  Golden Boat 2 Guest House



Phnom Penh, 28 Agustus 2013

No comments:

Post a Comment