Monday 29 September 2014

Pengalaman Perdana Mendaki Gunung Dempo



Tiba-tiba saya kembali terkenang ke 2009 tepatnya sewaktu semester enam di bangku kuliah. Hyaa..ketahuan sudah angkatan tua' ya kak? :). Ceritanya...saya bukanlah anak organisasi pecinta alam di kampus. Belum pernah mendaki gunung, trekking atau apalah nama kegiatan ekstrim sejenisnya. Cerita lain bermula ketika saya mengikuti kegiatan pendakian bersama Gunung Dempo yang diadakan oleh teman-teman mapala Cikara Bhuana Teknik Pertambangan Unsri.

Mungkin akibat rasa bosan dengan rutinitas kampus ala mahasiswa tingkat akhir. Jadi ingin rasanya break atau sekedar liburan singkat. Entah terinspirasi darimana, yang ada di dalam pikiran waktu itu saya harus ikut kegiatan ini (titik). Kegiatan liburan santai berubah versi menjadi pendakian gunung.  Kapan lagi coba mendaki gunung untuk pertama kali bersama teman-teman yang memang sudah ahlinya di bidang ini.

Sunday 28 September 2014

Sisowath Quay, Kawasan Wisata Merakyat Phnom Penh

Sisowath Quay, Phnom Penh, Kamboja
Udara di kawasan Sisowath Quay yang tadinya terasa panas terik di siang hari perlahan berubah menjadi sejuk ketika beranjak senja. Tak heran, kawasan tepian Sungai Tonle Sap ini seketika berubah menjadi lautan manusia di sore hari. Kawasan ini memang menjadi lokasi paling favorit di Phnom Penh untuk bersantai atau sekedar menikmati senja di tepi Sungai Tonle Sap.

Sisowath Quay yang lokasinya berdekatan dengan Royal Palace ini memiliki taman terbuka bernama Royal Park. Hamparan rumput hijau menjadi tikar alami bagi para pengunjung. Hembusan angin sepoi - sepoi dari arah sungai menambah kesejukan meskipun matahari belum benar-benar menghilang dari singgasana nya. Semakin semarak dengan kehadiran kawanan burung merpati. Saya pun ikut larut bersama ratusan rakyat lokal dan turis asing lain menikmati kemeriahan merakyat ala Phnom Penh ini.

Wednesday 24 September 2014

Berkunjung ke Museum Nasional Kamboja


Museum Nasional Kamboja terletak di Street 13 pusat kota Phnom Penh, tepatnya di sebelah utara Royal Palace dan di sisi barat alun-alun Veal Preah Man. Museum ini buka setiap hari jam 08.00 - 17.00. Harga tiket masuk 3 USD (for foreign visitor) sedangkan Cambodian visitor hanya dikenakan sebesar 500 KHR (Cambodian Riel) saja atau setara dengan 0,121 USD (1 USD =  4.117 KHR), kurs Agustus 2013.

Hampir saja saya dikenakan biaya tiket masuk “pengunjung lokal” :). Terlepas dari penampilan berhijab saya, awalnya si penjaga loket mengira saya “Cambodian people”. Yaa, perawakan wajah orang Indonesia dan Kamboja itu sebenarnya mirip. Kalau saja saya bisa berbahasa Khmer, mungkin akan meyakinkan bahwa saya “Cambodian” bukan “foreigner” :)) .

Monday 22 September 2014

Royal Palace, Kemegahan Istana Kerajaan Kamboja


Royal Palace merupakan daya tarik wisata paling populer di Phnom Penh. Kompleks istana seluas 16 Ha ini adalah bangunan tradisional Kamboja dengan arsitektur yang sangat indah. Didominasi oleh warna kuning keemasan dengan arsitektur bangunan perpaduan gaya Khmer dan Perancis. Semakin cantik dengan keberadaan berbagai taman yang memiliki koleksi bunga-bunga tropis, seperti bunga alamanda, bunga sala, bunga euphorbia, bunga jarak hias, dan bunga-bunga cantik lainnya.

Dibangun pada 1866, Royal Palace adalah sedikit dari gedung bersejarah di Phnom Penh yang tidak dirusak pada masa kekejaman Pol Pot (1975 - 1979). Terletak di Samdech Sothearos Boulevard (di antara Street 184 dan Street 240). Buka setiap hari 07.30 – 11.00 dan 14.30 – 17.00. Harga tiket masuk 6.5 USD (sudah termasuk biaya mengunjungi Silver Pagoda di dalamnya).

Istana ini menghadap ke arah timur dan terletak di tepian barat dari Chaktomuk yaitu cabang pertemuan Sungai Tonle Sap dan Sungai Mekong. Chaktomuk dalam bahasa Sansekerta: catur mukkha yang berarti empat muka, sebuah kiasan untuk dewa Brahma yang memiliki empat muka menghadap empat penjuru.

Sunday 21 September 2014

Phnom Penh, I’m OK "Knhum Sok Sabai Chea Tay"

Phnom Penh, Kamboja
Memilih solo traveling berarti harus mempersiapkan rencana perjalanan sendiri. Di destinasi sebelumnya (Singapura, Penang dan Ho Chi Minh City), saya membuat rencana perjalanan (itinerary) secara detail sebagai persiapan pra-traveling. Persiapan meliputi akomodasi (reservasi online atau menginap melalui kenalan couchsurfing), list tempat-tempat yang mau dikunjungi, transportasi yang digunakan, dan beberapa informasi penting lainnya. Tetapi berbeda dengan perjalanan saya ke Phnom Penh. Walaupun hanya berbekal minim informasi, saya tetap memberanikan diri  melanjutkan perjalanan darat menuju ibukota Kamboja ini. Di Phnom Penh mau menginap dimana? dan mau mengunjungi tempat apa?  belum tau. Yang jelas, traveling must go show walau tanpa itinerary :D .

Tuol Sleng Genocide dan Killing Field of Choeung Ek - Saksi Bisu Sejarah Kelam Kamboja

Killing Field of Choeung Ek, Kamboja
Kamboja pernah memiliki sejarah yang kelam di masa kepemimpian Pol Pot. Salah satu bukti nyata kekejaman Pol Pot terdadap rakyat Kamboja dapat dilihat di Tuol Sleng Genocide Museum dan Killing Field of Choeung Ek. Sembari membuka kembali album photo yang saya ambil ketika mengunjungi Phnom Penh, saya mencoba mengumpulkan energi untuk menulis cerita ini. Merinding, takut bercampur perasaan sedih. Begitulah yang saya rasakan ketika mengunjungi kedua tempat tersebut.

Sejarah Kamboja mencatat, pemimpin tentara Khmer Merah ini mulai berkuasa sejak 17 april 1975. Awalnya Pol Pot berkeinginan menjadikan Kamboja sebagai negara yang makmur di bidang agraris. Proyek besar ini disebut revolusi agraris. Namun kemakmuran yang dijanjikan Pol Pot di awal pemerintahan justru menjadi awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja. Supaya penduduk Phnom Penh mau pindah ke pedesaan awalnya ditakut-takuti bahwa Phnom Penh akan dibom Amerika Serikat. Hingga akhirnya cerita ini menjadi kisah menyayat hati , penduduk tidak hanya dipaksa pindah tetapi juga disiksa dan dibunuh secara sadis. Target utama adalah membunuh kaum intelektual yang dianggap pembangkang di masa pimpinan Pol Pot. Kegilaan Pol Pot baru berhenti pada tahun 1979 ketika pasukan Vietnam mengambil alih kekuasaan. Meski hanya berkuasa empat tahun, dampak akibat pembataian Pol Pot ini sungguh tak terbayangkan. Lebih dari dua juta rakyat kamboja harus mati karena rezim yang haus darah itu. Pada tahun 1997, Pol Pot akhirya ditangkap setelah 27 tahun bergerilya di dalam hutan. Setahun kemudian, Pol Pot meninggal sebelum sempat diadili. (dikutip dari berbagai sumber)

Sunday 14 September 2014

I'm OK "Gwaenchanha"


Lyrics Romanization & Translation :  Yuna (AOA) - I'm OK (Marry Him If You Dare OST)

neujeun bam haneure geollin sumanheun byeoldeul
(The many stars hanging on the late night sky)
jakjiman naege bichi doeeojun jeo byeol
(They are small but those stars become my light)
eonjena geuraetdeut naman baraboneun deut
(Like always, it’s like they’re only looking at me)
bitnaneun Rising star
(The shining and rising star)

maeil himdeulgo jichyeo oeroul ttae
(When things are hard, exhausting and lonely)
hangsang gateun goseseo isseojun neo
(You are always there at the same place)
ttaettaero sangcheobatgo nunmuldo heureujiman
(Sometimes, I get scars and tears fall but)
Oh don't stop never give up
(Oh don’t stop, never give up)

sesangi nal jiltuhaedo I'm OK
(Even if the world is jealous of me, I’m OK)
sarangi nal tteonagado I'm OK
(Even if love leaves me, I’m OK)
eonjena seontaegeun naega hanikka
(Because I always make the choice)
geu nuga mwora haedo neo hana neo hanamyeon dwae
(No matter what anyone says, I only need you)

Thursday 11 September 2014

Melintasi Batas Negara Vietnam dan Kamboja

 From Ho Chi Minh City to Phnom Penh (source : google map)
Tadinya saya berencana menaiki bus tengah malam yang akan membawa saya menuju Kamboja. Namun pada malam terakhir saya di Ho Chi Minh, chi Linh mengajak saya dinner sekaligus hangout bersama temannya. Jadi, saya memutuskan untuk berangkat dari Ho Chi Minh ke Phnom Penh menggunakan bus jam 09.30 pagi keesokan harinya. Saya memesan langsung tiket bus Kumho Samco (Saigon - Phnom Penh) melalui VietSea Tourist  seharga  11 USD atau sekitar 230.000 VND.  

Tuesday 2 September 2014

Dare to Be

When a new day begins, dare to smile gratefully
When there is darkness, dare to be the first to shine a light
When there is injustice, dare to be the first to condemn it
When something seems difficult, dare to do it anyway
When life seems to beat you down, dare to fight back

When there seems to be no hope, dare to find some
When you’re feeling tired, dare to keep going
When times are tough, dare to be tougher
When love hurts you, dare to love again